Andai

Mata itu menatap dengan dingin, seolah berbisik "coba cari masalah denganku, kau akan menyesal". membuat orang yang menatapnya tak kan berbicara sampai ia berbicara lebih dulu, membuatnya sendiri dalam keramaian itu.

Pagi itu terasa dingin, angin berhembus lebih kencang dari biasanya, mahasiswa-mahasiswa yang biasanya nongkrong di halaman kampus tak tampak satupun disana.
Ketika aku masuk kelas beberapa teman mengeluhkan cuaca yang dingin ini, kelas pun tampak berubah karena sebagian bahkan hampir seluruh teman di kelasku mengenakan sweater namun ada yang tak berubah. Seorang pria yang mengenakan pakaian hitam di sudut ruangan ini, dengan penutup kepala di dalam ruangan ia ingin menyembunyikan diri, bukan karena ia adalah selebriti atau seseorang yang sangat penting hingga harus bersembunyi, namun karena ia memang beda dari yang lain sehingga tak ada yang berada di dekatnya. Orang-orang menjadi enggan karena ia adalah sosok yang dingin, bahkan lebih dingin dari udara pagi ini. Dia selalu diam sehingga aku menyangka dia tak memperhatikan setiap mata kuliah yang kami jalani, nyatanya pada saat kuliah matematika sedang berlangsung tiba-tiba dosen menunjuknya untuk mengerjakan sebuah soal yang lumayan sulit. Dia melangkah dengan santai menuju papan tulis dan mulai mengerjakan, heran aku melihat ketenangannya yang justru membuatku gugup. dan yang lebih membuatku terkejut adalah kenyataan bahwa jawabannya benar, benar-benar benar bahkan tulisannya sangat rapi, excellent.

Sejak saat itu aku tertarik padanya, mulai dari pakaiannya, cara ia berjalan, cara ia berbicara, cara ia duduk dan segala tentang dirinya. Setiap ia masuk kelas selalu kuperhatikan ia berjalan dari pintu hingga duduk dan mulai mengeluarkan alat tulisnya, bahkan ketika kuliah berakhirpun aku akan dengan setia menemaninya, dengan diam-diam tentunya karena kami memang tidak pernah berbicara satu sma lain. Aku akan mengantarnya sampai ia masuk kedalam mobilnya dan aku akan memperhatikan mobilnya mulai melaju hingga ia hilang dari pandangan barulah aku akan merasa lega dan segera pulang.kini sosoknya jadi menarik bagiku, bahkan bayangannya pun aku amati. Aku berandai-andai mungkin saja ada yang menarik dari bayangannya itu.

Kuliah pagi ini adalah pancasila, mata kuliah yang lumayan bikin boring namun hari ini akan berbeda karena kelas telah di bagi dalam kelompok untuk melakukan presentasi. Di awali dengan presentasi kelompok satu yang mengangkat tema diskusi yaitu "maraknya penjahat peradilan" kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sesi ini paling aku senangi karena setiap kelompok akan mengajukan pertanyaan kemudian beradu argumen dan seterusnya hingga mulut mereka capai barulah akan berhenti. Sesekali aku mengajukan pertanyaan pada teman di sampingku yang kemudian meneruskan pertanyaan tersebut pada kelompok yang sedang melakukan presentasi. Hal ini aku lakukan karena aku tidak memiliki keberanian untuk berbicara sehingga jadilah aku penasehat bagi teman yang ada di sampingku ini. Begitulah pagi ini berakhir. tak banyak yang menarik, karena yang menarik bagiku adalah memperhatikan tingkah laku orang itu. Ia selalu berada di sudut ruangan, duduk bersandar pada dinding dengan kedua kaki lurus bersilangan seperti orang yang sedang tidur dan tentu saja jika dia tidak sedang memegang pena pasti orang-orang akan menganggapnya tertidur. Dia selalu tenang dalam menghadapi dosen ketika sesekali dia dimintai pendapat. Setiap kata yang ia kelurkan dari mulutnya seolah-olah mutiara bahkan mungkin permata karena tidak pernah ia tergagap, atau terkejut atau bahkan salah dalam menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan dosen kepadanya. Dialah orang terkaya di dunia jika memang diam itu emas karena dia memang sedikit sekali berbicara bahkan jika ia berbicara pun yang keluar adalah mutiara-mutiara bagiku.sebenarnya itu hanyalah sedikit dari kekayaan yang sebenarnya ia miliki selain fakta bahwa ia memang kaya secara finansial. Entah kekayaan apa lagi yang akan dia tunjukkan nanti.

Aku selalu berandai-andai tentang dirinya. Sebuah hayalan yang tak mungkin akan terjadi. Andai saja aku adalah dia. Memiliki berbagai kelebihan dengan sosok yang selalu mengundang pertanyaanku, siapakah dia, darimana asalnya, apa saja yang ia kerjakan setelah kuliah, apa makanan kesukaannya, dan bagaimana ia sampai memiliki banyak sekali kelebihan.

malam ini hanya di temani segelas susu coklat hangat dan alunan lagu 'ku bukan superstar' aku ketikkan di komputerku segala kelebihannya. Satu persatu sampai mata ini mulai jenuh. Aku mulai jenuh karena tidak tahu apalagi kelebihan untuk karakter fantasiku ini yang bisa aku tuliskan.


Nafas sang waktu terus berdesah, membawa aku ke dalam buaiannya. Malam semakin larut, semakin sunyi, hanya aku sendiri di kamar ini namun mataku belum bisa terlelap, malam ini masih belum selesai. kulihat kesebuah cermin besar disampingku, tampak seorang menatap balik. Kemudian kembali aku menghadap komputer di depanku dan mulai menulis lagi. "mata itu menatap dengan dingin,........"


by : dohak de_grey

0 comments:

Post a Comment

limit posting 5 surat setiap post